LAGI.. Mahasiswa FMIPA Harumkan nama Universitas Tadulako

Seluruh elemen FMIPA UNTAD boleh berbangga atas kemenangan yang diraih tim Universitas Tadulako pada Pertamina Olimpiade Sains 2016 Tingkat Regional Asean Kategori Proyek Sains, pasalnya dua dari anggota tim ini merupakan mahasiswa-mahasiswa berprestasi dari Fakultas Mipa. Pada ajang  yang  telah digelar sejak tanggal 4 oktober 2016, Universitas Tadulako diwakili oleh tiga orang mahasiswa yaitu, Faris Muhammad Gazali (mahasiswa Biologi FMIPA UNTAD), Ryan Hankey Ranonto (mahasiswa Fisika FMIPA UNTAD), Dan Yogi Adam P. Ladjatang (mahasiswa Fakultas Pertanian UNTAD)  dengan judul Proyek “Biohydrogen Production By Utilizing Indigenous Hydrogen Producing Thermophiles Isilated From Bora Village Hotsring, Central Sulawesi”.

Pertamina Olimpiade Sains merupakan program Corporate Social Responsibility (CSR) bidang pendidikan, dimana pada ajang ini terdapat dua kategori yaitu kategori lomba teori tingkat nasional dan yang kedua kategori proyek sains tingkat Asean. Pada kategori pertama memperlombakan empat bidang, yaitu bidang Fisika, Biologi, Matematika, dan Kimia dimana salah satu pesertanya adalah mahasiswa FMIPA UNTAD, Mira Novrianti yang berhasil masuk pada babak finalis bidang Kimia.

Sedangkan untuk  kategori Proyek Sains Regional Asean terdapat 260 tim. Proyek sains merupakan kompetensi dalam menggagas suatu ide yang dibentuk dalam suatu proyek peneletian dan didanai sepenuhnya Pertamina selama 1 bulan. Adapun tahap-tahap penyeleksian pada kompetensi ini yaitu, seleksi proposal (untuk wilayah di luar Jabodetabek dilakukan melalui video conference) dimana pada tahap ini 45 tim terseleksi ke tahap berikutnya. Tahap kedua yaitu tes wawancara, pada tahap ini menyisakan 18 besar  finalis. Tahap selanjutnya tahap perlombaan yang dilaksanakan di Hotel Bumi Wiyarta Depok dimana pada tahap ini dilakukan beberapa tahap penilaian yaitui, 20% pameran dan 80% presentase dan makalah. Sedangkan untuk juri perlombaan ini berasal dari  beberapa instansi seperti, Universitas Indonesia, PT. Pertamina, dan  National University of Singapore.

Ini merupakan pertama kalinya Universitas Tadulako memperoleh juara 1 pada ajang kompetensi OSN Pertamina sehingga hal inilah yang membuat Faris Muhammad Gazali selaku ketua tim sangat beryukur dan tidak menyangka jika menjadi pemenang lomba. Faris mengaku bahwa awalnya ia tidak berharap untuk menjadi pemenang karena tujuan  mereka untuk mengikuti kompetensi ini hanya untuk memberikan yang terbaik untuk Universitas Tadulako.  “kami sangat bersyukur atas kemenangan ini.  Awalnya  kami tidak menyangka bisa menjadi pemenang padahal kami hanya berniat ingin memberikan yang terbaik karena jika membandingkan dengan Universitas lain, mereka memiliki alat yg lebih canggih dan juga produk-produk yang luar biasa. Kami sempat minder dengan hal itu hingga akhirnya ada seorang  pementor kami yg memberi semangat sehingga kita kembali percaya diri. Kita tdk bisa melakukan apa-apa, hanya berniat utk memberikan yg terbaik saja karena yang menentukan itu Allah” kata Faris.

Faris menambahkan bahwa para juri sangat merespon tentang gagasan dan ide awal mereka saat sesi tanya jawab. “untuk keunggulan jadi juara itu rahasia juri, tapi kami melihat bahwa juri sangat merespon ide awal kami yaitu bagaimana kita bisa memproduksi hidrogen dengan harga murah dan memiliki keuntungan yang sangat luar biasa dimasa depan.  Judul kami, yaitu produksi hidrogen dari bakteri termofilik yang diisolasi dari mata air panas desa bora sulawesi tengah. Jadi kami mengangkat potensi daerah kami, yakni dimana adanya bakteri termofilik dari mata air panas dan kami coba mengisolasi bakteri yang sangat menguntungkan dan dapat memproduksi hidrogen dengan optimum” ujarnya.

Sebagai ketua tim Faris berharap Pemerintah dan pihak Pertamina memberikan kerja sama dan fasilitas agar Produk hidrogen mereka dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia.  “Dalam hal ini kami berharap, agar produk kami dapat digunakan oleh masyarakat Indonesia karena kita sudah menawarkan suatu produk hidrogen dengan harga yang murah sementara untuk diluar negeri harganya masih mahal. Kita juga berharap produk kami tidak dimanfaatkan oleh orang luar negeri, kita berharap produk kami dapat digunakan oleh masyarakat Indonesia itu sendiri. Kedepannya kita ingin membuat suatu teknologi hidrogen dan membuat  kerja sama dengan Pemerintah dan Pertamina untuk merealisasikan ini”

Tak lupa Faris menyampaikan ucapan Terimakasih atas dukungan dan do’a yang mengantarkan TIM UNTAD meraih kemenangan “Saya sangat berterimaksih kepada yang telah mensuport,  trimakasih kepada Rektor , Dekan, Wakil Dekan, seluruh dosen, dan rekan-rekan yang telah mensuport , mendoakan, dan membantu proses penelitian ini” pungkas Faris.

Selaku Dekan FMIPA UNTAD, Dr. Rusydi H, M.Si turut memberikan apresiasi serta motivasi untuk mahasiswa agar dapat mengembangkan prestasinya “kami Sangat mengapresisasi mahasiswa yang berprestasi ditingkat regional Asean karena ini merupakan persaingan yang sangat ketat dan mereka telah membuktikan bahwa Universitas Tadulako mampu bersaing dengan Universitas ternama yang ada di Indonesia. Kami juga akan memberikan apresiasi kepada seluruh mahasiswa yang berprestasi dengan memberikan reword kepada mereka dan  untuk mempertahankan prestasi ini kami akan membina mahasiswa lewat semangat mereka serta pembinaan lanjutan melalui fakultas agar generasi berprestasi tdk berhenti. Kami berharap kepada seluruh mahasiswa Universitas Tadulako mampu bersaing melalui prestasi karena saat ini ilmu pengetahuan sudah sangat terbuka dan mudah diakses melalui internet sehingga tidak alasan untuk berprestasi” ujar Dekan FMIPA UNTAD dengan penuh kebanggaan.

Comments

comments

Tinggalkan sebuah komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *