Faculty of Innovation

Pengukuhan 3 Guru Besar Baru pada Fakultas MIPA Universitas Tadulako

Kamis, 23 Januari 2025 Universitas Tadulako menyelenggarakan Rapat Senat Terbuka Luar Biasa, dalam rangka upacara Pengukuhan Jabatan Profesor Baru untuk 16 Dosen di lingkup Universitas Tadulako. Kegiatan dilaksanakan di Gedung Auditorium Universitas Tadulako dan disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Universitas Tadulako. Sampai saat ini jumlah guru besar di universitas Tadulako adalah sebanyak 109 Guru Besar termasuk yang dikukuhkan hari ini. Dengan bertambahnya guru besar di Universitas Tadulako, diharapkan akan lebih menambahkan kebermanfaatan dalam institusi terutama dalam menghadapi persiapan akreditasi internasional.

Dari total 16 Profesor baru di Universitas Tadulako, kali ini ada tiga dari FMIPA. Berikut tiga profesor baru dari FMIPA yang dikukuhkan :

1. Prof. Elisa Sesa, S.Si., M.Si., Ph.D

Profesor/Guru Besar dalam Bidang Ilmu: Fisika Instrumentasi

Judul Orasi: “Pengembangan Instrumen Eksperimen Fisika Berbasis IoT”

Pengembangan instrumen eksperimen fisika berbasis Internet of Things (IoT) adalah inovasi yang mengintegrasikan teknologi digital dan jaringan internet untuk meningkatkan efisiensi, akurasi, dan aksesibilitas dalam eksperimen fisika. Internet of Things (IoT) sangat diperlukan karena tidak semua hal bisa dilakukan secara langsung. Untuk menjaga kontinuitas eksperimen di laboratorium, diperlukan solusi adaptif yaitu pengembangan eksperimen berbasis IoT. Beberapa peralatan eksperimen yang telah dikembangkan adalah alat otomatis untuk percobaan gerak menggelinding pada bidang miring dengan sudut kemiringan otomatis, prototype alat muai panjang berbasis IoT, pengembangan alat benda jatuh bebas berbasis IoT serta pengembangan prototype percobaan pesawat dan percobaan benda menggelinding pada bidang miring. IoT merupakan pengembangan teknologi di bidang Pendidikan yang dapat dimanfaatkan pada kondisi darurat yang mana eksperimen di laboratorium tidak bisa dilakukan secara langung sehingga dapat diakses kapan saja dan dimana saja.

2. Prof. Dr. Ruslan, S.Si., M.Si.

Profesor/Guru Besar dalam Bidang Ilmu: Kimia Analisis Material

Judul Orasi: “Pemanfaatan Cangkang Kerang Meti Sebagai Katalis Heterogen untuk Produksi Biodiesel”

Biodiesel adalah bahan bakar alternatif terbarukan yang ramah lingkungan, dapat diperbarui, dan dapat digunakan sebagai pengganti atau campuran bahan bakar fosil seperti solar (diesel) yang tidak terbarukan dari minyak bumi. Pada proses produksi, biodiesel dihasilkan melalui metode transesterifikasi yang mengacu pada reaksi kimia asam lemak bebas dan alkohol yang dikatalis untuk menghasilkan alkil ester yaitu biodiesel dan gliserol. Biodiesel yang dihasilkan menghasilkan nilai yield yang tinggi yang sifatnya sebanding dengan solar. Salah satu katalis yang dapat mudah memisahkan biodiesel adalah katalis heterogen. Diantara katalis heterogen, pemanfaatan CaCO₃ sebagai katalis heterogen dalam pembuatan biodiesesl cukup menjanjikan. Pendekatan berbasis keberlanjutan yang memanfaatkan limbah alam pun telah dieksplorasi untuk mengurangi biaya katalis dan ramah lingkungan. Cangkang kerang meti, yang kaya akan kalsium karbonat (CaCO₃), dapat diolah menjadi bahan katalis berbasis kalsium oksida (CaO), yang efektif dalam reaksi transesterifikasi minyak menjadi biodiesel. Beberapa penelitian yang telah dilakukan adalah pemanfatan limbah cangkang kerang meti sebagai sumber CaO untuk esterifikasi minyak biji kelor menjadi biodiesel, pengaruh waktu dan suhu reaksi, rasio molar methanol:minyak, serta penambahan katalis. Penelitian menunjukan bahwa katalis dari cangkang kerang meti memiliki aktivitas dan kestabilan yang sangat baik selama esterifikasi. Katalis CaO dari cangkang kerang meti dapat meurunkan biaya produksi biodiesel dan tahap pemurniannya sehingga memiliki potensi untuk aplikasi industri dalam trans esterifikasi minyak nabati menjadi biodiesel.

3. Prof. Dr. Umrah, M.Si.

Profesor/Guru Besar dalam Mikrobiologi

Judul Orasi “Mengenal Penyakit Utama Tanaman Kakao dan Cara Pengendalian Ramah Lingkungan”

Indonesia menjadi salah satu negara penghasil kakao terbesar di dunia. Tanaman kakao (Theobroma cacao) adalah komoditas penting dalam industri pertanian Indonesia yang berkontribusi dalam devisa negara. Namun tanaman ini sangat rentan terhadap berbagai penyakit diantaranya: Penyakit Busuk Buah Kakao oleh Phytophthora spp, Penyakit Vascular Streak Dieback, dan Penyakit Kanker Batang Kakao yang mana dapat menyebabkan kematian pada tanaman kakao sehingga menurunkan produksi tanaman kakao. Saat ini, pengendalian penyakit seperti ini dilakukan dengan pestisida kimiawi yang memiliki dampak negatf pencemaran lingkungan dan mematikan mikroorganisme yang bermanfaat pada kesuburan tanah. Prinsip pengendalian penyakit tanaman kakao yang ramah lingkungan menggunakan biopestisida yang bersifat antagonis terhadap mikroba yang menyebabkan penyakit pada tanaman kakao. Salah satu biopestisidaTrichoderma. Biopestisida Trichoderma adalah agen pengendali hayati berbasis jamur Trichoderma spp., yang digunakan untuk melawan patogen tanaman kakao secara ramah lingkungan. Jamur ini merupakan mikroorganisme tanah yang memiliki kemampuan antagonis terhadap mikroba yang menyebabkan penyakit pada tanaman kakao. Penghambatan dan pengendalian mikroorganismemelalui mekanismeantibiosis, kompetisi, danparasitisme. Pestisida alami lainnya dari tumbuhan yang telah diteliti meliputi ekstrak daun papaya, ekstrak daun mengkudu dan ekstrak duan cengkeh yang efektif sebagai pestisida alami namun diperlukan kajian lebih lanjut mengenai konsentrasi dan metode penggunaannya.

Comments

comments