Palu, 24 Oktober 2025, pada pelaksanaan Wisuda Angkatan 132 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Tadulako kembali menorehkan kebanggaan melalui pencapaian salah satu lulusan terbaiknya dari Program Studi S1 Teknik Geofisika, yakni Nauffal (G81121020). Lahir di Baiya pada 2 Juni 2002, Nauffal berhasil menyelesaikan studinya dengan masa belajar 3 tahun 9 bulan 30 hari, menuntaskan sebanyak 154 SKS dan meraih IPK 3,91 dengan predikat yudisium cumlaude. Dibawah bimbingan Wa Ode Awliyah, S.Si., M.T. selaku dosen wali, serta Ir. Moh. Dahlan Th. Musa, S.Si., M.T. dan Badaruddin, S.Si., M.Sc. sebagai dosen pembimbing, capaian tersebut menjadi bukti komitmen dan dedikasi akademiknya yang tinggi.

Putra dari pasangan Alfon Rumondor dan Irsaif Anita, S.Pd., yang merupakan alumnus SMA Negeri 7 Palu ini, memiliki judul penelitian “Identifikasi Sebaran Intrusi Air Laut Menggunakan Metode Geolistrik Hambatan Jenis di Desa Lalombi Kecamatan Banawa Selatan Kabupaten Donggala,” Nauffal menelusuri potensi intrusi air laut pada wilayah pesisir menggunakan metode geofisika berbasis geolistrik. Penelitian ini memberikan kontribusi terhadap pemetaan bawah permukaan dan pengelolaan sumber daya air tanah di wilayah pesisir yang rentan terhadap intrusi air laut. Melalui hasil kajian tersebut, Nauffal berharap dapat memberikan gambaran ilmiah yang berguna bagi penelitian lanjutan serta kebijakan lingkungan berkelanjutan di Kabupaten Donggala.

Dalam wawancara, Nauffal mengungkapkan bahwa motivasi terbesarnya berasal dari keluarga, khususnya sang ibu, Irsaif Anita, S.Pd., yang selalu menanamkan nilai bahwa pendidikan adalah jalan untuk mengubah hidup dan memberi manfaat bagi orang lain. Sejak kecil, ia telah memiliki ketertarikan terhadap bumi dan lingkungan. Rasa ingin tahunya tentang kondisi air tanah dan aktivitas pertambangan di sekitar wilayah tempat tinggalnya mendorongnya untuk memilih bidang geofisika, yang dianggapnya mampu menjawab berbagai pertanyaan tentang bumi dan memberikan solusi terhadap permasalahan lingkungan.

Selama menjalani masa studi di FMIPA, Nauffal menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam membagi waktu antara kegiatan akademik, praktikum, dan perannya sebagai asisten dosen. Ia harus mengelola jadwal dengan disiplin untuk dapat menjalankan tanggung jawab secara seimbang. Dari pengalaman tersebut, ia belajar pentingnya manajemen waktu, kerja sama tim, dan tanggung jawab akademik. Selain itu, dukungan dosen, rekan sejawat, serta suasana akademik yang kondusif di FMIPA turut membentuk karakter dan etos kerjanya.

Tidak hanya berprestasi di bidang akademik, Nauffal juga aktif dalam kegiatan organisasi seperti Himpunan Mahasiswa Teknik Geofisika (HMTGF) dan Himpunan Ahli Geofisika Indonesia Student Chapter. Keterlibatannya di organisasi tersebut memperluas wawasan dan kemampuan kepemimpinan, serta menumbuhkan pemahaman tentang penerapan ilmu geofisika di lapangan. Ia juga berkesempatan melakukan magang di Balai Wilayah Sungai Sulawesi III Palu, Kementerian PUPR, di mana ia terlibat dalam kegiatan pengukuran air dan survei air tanah. Semua pengalaman tersebut memperkaya kemampuan akademik sekaligus memperkuat orientasi praktis dalam bidang kegeofisikaan.

Menutup wawancara, Nauffal menyampaikan pesan inspiratif bagi mahasiswa FMIPA Untad agar tetap konsisten, bersemangat, dan tidak mudah menyerah dalam menjalani proses perkuliahan. Menurutnya, setiap usaha yang dilakukan dengan sungguh-sungguh akan membuahkan hasil terbaik. Ia juga menekankan pentingnya kekompakan dan kerja sama antar mahasiswa sebagai kunci keberhasilan bersama. Dengan prestasi dan keteladanan yang dimilikinya, Nauffal menjadi contoh nyata lulusan FMIPA yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki integritas, kepedulian lingkungan, dan semangat pengabdian kepada masyarakat.

Prestasi sebagai mahasiswa di Untad terasa sangat sepesial Ketika Pada wisuda Angkatan ke 132 kali, Nauffal juga terpilih sebagai wisudawan untuk menyampaikan pesan-pesan wisudawan. dalam pidatonya, dengan kerendahan hati, dia mengucapkan terimakasih kepada semua fihak yang telah menghantarkan dia dan wisudawan lain meraih suskses dalam studi hingga kini. Di ujung presentasinya Nauffal sempat menyampaikan pantun yang ditujukan untuk rektor dan gubernur provinsi Sulawesi Tengah: “ Burung Maleo Berjalan di hutan Rapat, Mencari tempat mengeram di pasir yang panas—ijin pak Rektor yang sering berjumpa Gubernur di meja rapat, Tolong selipkan nama saya di Beasiswa S2 Berani Cerdas”.